· Tas yang
Berat
Pada jam
04.30 pagi aku terbangun oleh suara omelan mama karena aku tak kunjung bangun
dengan alarm handphone. Untung saja aku bangun pada saat yang tepat. Akhirnya
aku bangun dari tempat tidur, lalu langsung menyambar handuk dan mandi. Setelah
mandi, badanku langsung segar dan aku langsung semangat. Setelah aku
menggunakan seragam pramukaku, aku langsung menyambar tasku. Tapi saat aku
mengangkat tasku, aku langsung terjatuh karena tasku sangat berat. Karena aku penasaran
dengan berat tas itu, aku menimbangnya. Aku terkejut melihat angka yang
ditunjukkan oleh timbanganku itu. Timbangan itu menunjukkan angka 10,5 kg.
Tidak begitu mengherankan kenapa aku jatuh saat mau mengangkatnya tadi. Aku
akhirnya mencoba untuk mengangkat tasku untuk kedua kalinya. Aku berhasil
menggendongnya. Tapi setelah 5 menit, bahuku terasanya seperti mau copot. Jadi,
setelah aku memasukkan bekal makan siang, aku langsung menaruh tasku kedalam
mobil. Setelah aku mengecek ulang semua barang bawaanku dan ternyata sudah
lengkap, aku langsung masuk mobil. Selama perjalanan aku tertidur lagi karena
sangat mengantuk.
· Ha, Yla baru
berangkat?!
Jam 7.30 aku
sampai di Taman Topi. Aku belum sarapan pada saat itu, jadi aku sarapan bubur
ayam di Taman Topi dulu. Aku baru pertama kali membawa tasku sambil berjalan
jauh pada pagi itu. Ternyata melelahkan L. Setelah makan, aku akhirnya berjalan ke
stasiun. Saat berjalan ke pintu masuk, aku bertemu Katya. Lalu, aku dan Katya
berjalan bersama ke titik kumpul. Disana sudah ada Kak Andito, Fattah, dan
Dinda. Sesampai di titik kumpul, aku langsung menaruh tasku ke kursi yang
tersedia disitu. Teman-teman langsung mencobai tasku dan berkata “berat ya,
berat.” Aku hanya menanggukkan kepala dan memikirkan nasibku nanti saat mendaki
sampai camping ground. Memikirkan saja sudah membuatku pusing. Jadi aku
berpikir positif saja lah.. Nanti kalau dipikirin terus, serem kan kalo jadinya
stress. Kami lalu mengobrol-ngobrol dengan seru sebelum mama tiba-tiba
memberitahu kami bahwa Yla, yaitu ketua regu Bunga Bangkai, terlambat bangun
dan juga terlambat berangkatnya. Karena pemberitahuan itu, kami langsung
deg-degan. Pikiran kami sudah menerawang, karena Yla membawa banyak
barang-barang regu. Setelah sudah lama kami menunggu dengan gelisah, Kak
Shanty, bersama dengan teman-teman yang lainnya datang.
Akhirnya kami
briefing, untuk kemah nanti. Setelah selesai briefing, kami berfoto dulu, lalu
pergi ke sebrang stasiun untuk bertemu dengan kakak-kakak pembina. Untuk bisa
ke sebrang stasiun, kami harus melewati jembatan layang dulu. Saat menaiki
tangga, aku merasa sangat capek, karena tas yang berat sekali. Kami berkumpul
di depan toko outdoor. Disitu, kami mengucapkan salam dan regu-regu yang sudah
siap disuruh untuk naik angkot duluan. Tentu saja regu Bunga Bangkai tidak ikut
menaiki angkotnya. Lalu kami menunggu Yla, supaya dapat berjalan bersama. Tapi
sepertinya karena Yla masih saja belum datang, akhirnya kami (aku dan Katya)
dipersilahkan masuk ke dalam angkot tanpa Yla bersama kami. Tas kami berada di angkot
yang berbeda. Ada beberapa teman diantara kami menaiki angkot yang isinya
barang-barang.
· Lagu Signal
Sudah Diulang Tiga Kali
Di angkot,
kami mendengarkan berbagai macam lagu. Tapi yang paling sering kami dengarkan
adalah lagu dari Twice yaitu grup penyanyi dari Korea, yang berjudul Signal.
Lagu-lagu yang kami dengarkan berasal dari handphone milik Yudhis. Di
perjalanan, teman-teman mengobrol tentang sesuatu yang tidak begitu aku mengerti,
jadi aku hanya berbicara seperlunya saja. Setelah beberapa lama, angkot kami
akhirnya sampai di parkiran Suaka Elang.
· Terima Kasih
Atas Bantuannya
Sesampainya
disana, kami beristirahat sebentar. Setelah hanya beberapa menit kami bersandar
ke angkot, ada beberapa teman yang naik ke atas bukit. Karena kelihatannya
asik, aku akhirnya ikut menaiki bukit. Tapi tidak sampai atas. Ternyata seru
juga menaiki bukit itu. Tapi karena kami sudah dipanggil oleh kakak pembina,
akhirnya kami turun. Kami disuruh untuk mengeluarkan tas kami dari angkot. Setelah
kami mengambil tas masing-masing, kami diberikan satu tenda per regu. Aku yang
membawa tendanya. Wah, ternyata berat juga ya.
Ditambah tasku yang beratnya 10,5 kg tadi. Baru seperempat perjalanan
aku sudah sangat kelelahan. Sepertinya Zaky melihat bahwa aku sangat kelelahan
sebab dia berjalan dibelakangku. Akhirnya Zaky bertanya “Mau dibantuin nggak?”
Tapi aku merasa tidak enak, jadi aku menjawab “Ah, nggak papa. Nggak usah”
Sebenarnya aku membutuhkan bantuannya. Lalu beberapa saat kemudian, aku mulai
merasa lelah lagi. Akhirnya Zaky bertanya lagi “Itu berat nggak?” sambil
menunjuk tenda yang aku bawa. Aku hanya tersenyum untuk jawabannya. Akhirnya
Zaky langsung menyabar tenda yang aku bawa. Aku sangat berterima kasih pada
Zaky, karena setelah itu aku merasa lebih ringan. Lalu karena aku berjalan
sangat lambat karena tasku itu, akhirnya semua mendahului aku. Jadi,
dibelakangku adalah Kak Noni. Setelah melewati jembatan, ada banyak batu-batu,
dan untuk menaikinya sangat melelahkan. Setelah selesai dengan urusan “batu”
itu, ternyata teman-teman sedang beristirahat. Akhirnya aku beristirahat juga.
Tapi yang lainnya langsung berangkat lagi. Akhirnya yang tersisa hanya aku,
Tata, Kak Noni, dan Katya. Setelah bercerita tentang penyakit-penyakit pribadi
dan tentang penyakit-penyakit yang sering dialami orang ketika naik gunung,
akhirnya kami berangkat lagi. Setelah mendaki agak lama, sepertinya Kak Noni
menyadari bahwa aku kelelahan. Akhirnya Kak Noni bertanya “Mau gantian tas
nggak? Punya kakak nggak terlalu berat.” Tapi aku merasa kasihan kepada Kak
Noni karena tasku berat sekali, dan aku tidak mau merepotkan. Akhirnya aku
bilang “nggak usah kak, nggak papa. Berat banget lho kak.” Dengan terpaksa aku
berkata itu. Kak Noni hanya mengangguk dan kelihatannya merasa kasihan padaku.
Aku pun sebenarnya merasa kasihan pada diriku sendiri. Akhirnya kami tiba di
pos. Di sana, kami melihat Adam yang duduk sendiri. Karena kami sangat
kelelahan, kami beristirahat lagi disitu. Adam menghampiri kami sambil berkata
“Aku dimarahin sama yang lain soalnya aku berangkat duluan” lalu aku hanya
tertawa. Tata lalu menjawab “Kan udah ada peraturannya; berjalan harus
bersama-sama” Lalu Adam menghampiri kita, dan membawa kantong plastik yang
dibawa oleh Kak Noni. Kak Noni menolak bantuan Adam, tapi Adam tetap ingin
membawa kantong plastik itu. Akhirnya dia membawa plastik itu, dan pergi ke
camping ground yang sudah tidak terlalu jauh dari tempat kita beristirahat. Di
situ, Kak Noni bertanya lagi “Mau tukeran nggak? Punya kakak nggak berat nih”
Lalu karena aku memang sudah sangat lelah, aku menjawab “Yakin kak? Ini berat
banget lho. Kasian kakaknya nanti” Tapi Kak Noni menjawab “ Nggak papa, sini gantian”
Akhirnya aku melepas tasku, dan menjatuhkannya ke tanah. Lalu saat aku
mengangkat tas Kak Noni, aku hampir terjengkang. Setelah membawa tasku yang
segitu beratnya, lalu membawa tas Kak Noni, rasanya enteng sekali tas Kak Noni.
Aku akhirnya membawa tas Kak Noni dengan senang hati. Tak lama kemudian kami
sampai di camping ground.
· Akhirnya Ketuanya
Datang Juga
Sesampainya
di camping ground, regu Edelweiss sedang memasang tenda. Setelah aku istirahat
sebentar, aku akhirnya membantu mereka. Akhirnya tenda sudah berdiri, dan aku
menyumbangkan matrasku untuk ditaruh di depan tenda. Nasib matrasku
menyedihkan. Dia diinjak-injak dan akhirnya penuh dengan lumpur dan tanah, tapi
tidak apa-apa karena tanpanya akan sangat merepotkan bagi kami untuk melepas
sepatu diluar. Setelah memasang matras di dalam dan di luar tenda, kami
memasuki tas-tas kami dan langsung menikmati makan siang yang kami bawa
sendiri-sendiri. Setelah kami makan, kami mulai mengobrol-ngobrol. Aku duduk di
depan tenda dan menghadap ke luar pada saat itu. Tapi aku banyak menoleh ke
belakang karena sedang mengobrol bersama teman-teman. Ketika aku menoleh
keluar, aku melihat ketua reguku yaitu Yla. Aku langsung berteriak “Ylaaaa!!!”
dan langsung disambung dengan teriakan teman-teman yang lain. Kami sepertinya
begitu bahagia melihat Yla akhirnya hadir. Tapi memang pada saat itu aku begitu
bahagia melihat Yla, karena kalau dia tidak ada, kacaulah aku dan Katya. Ketika
Yla sudah didepan tenda, kami semua langsung keluar dan memberi sambutan
berbeda-beda; aku mengucapkan syukur karena akhirnya dia datang juga, Tata
menyuruh Yla masuk supaya bisa makan dan beristirahat, Dinda juga menyuruh Yla
istirahat karena kelihatannya Yla lelah, Katya mengomeli Yla karena ketua seharusnya
tidak boleh telat, dan Anja tertawa karena omelan Katya. Katya masih tetap
menomeli Yla. Yla hanya meminta maaf sambil ngos-ngosan. Tata akhirnya gantian
mengomeli Katya karena seharusnya Yla dibiarkan istirahat dan makan. Setelah
kekacauan yang tejadi di depan tenda, akhirnya Yla bergerak sendiri ke dalam
tenda dan akhirnya duduk. Kami langsung melanjutkan obrolan kita tadi bersama
Yla juga.
· Navigasi
Darat
Setelah
makan, kami mebuat teh hangat tapi ketika sudah mendidih, kami dipanggil untuk
berkumpul. Akhirnya pancinya kami tutup dengan kain, dan langsung mengambil
barang-barang yang diperlukan untuk belajar tentang navigasi darat.
Point-point
yang kudapatkan dari Bang Kocil (pengajar navigasi darat untuk kami):
§ Navigasi adalah ilmu membaca peta dan untuk
menentukan keberadaan kita di atas peta
§ Peta: sebuah lokasi yang digambar di atas bidang
datar
§ Peta yang digunakan untuk mendaki gunung adalah
Peta Topografi.
§ Ilmu navigasi selalu berkaitan erat dengan
geografi dan matematika. Ilmu navigasi adalah ilmu pasti.
Skala
§ Jikalau skala dipeta itu 1:25.000 berarti
jaraknya 1 cm dipeta, dan 25.000 cm atau 2,5 km di lokasi sebenarnya.
Garis
Contour
§ Garis Contour mewakili ketinggian
§ Setiap garis contour memiliki selisih 12,5 m
(tergantung skalanya, skala yang kami gunakan 1:25.000)
§ Garis Contour yang menjauhi puncak berarti adalah punggungan
gunung.
§ Garis Contour yang mendekati puncak berarti
adalah lembah.
Kompas
bidik
§ Untuk menggunakan kompas bidik, ada rumusnya
yaitu Azimuth dan Back Azimuth.
§ Kami bidik satu titik lalu cek berapa derajat di
kompasnya itu.
§ Rumus Azimuth: Jikalau angkanya kurang dari 180
derajat, tambahkan angka itu dengan 180 derajat.
§ Rumus Back Azimuth: Jikalau angkanya lebih dari
180 derajat, kurangi angka itu dengan 180 derajat.
§ Ketika sudah mendapat angka keduanya, cocokkan.
Ketika hasilnya sama, maka bidikkannya lurus.
Karvak
§ Kotak-kotak biru pada peta itu disebut Karvak
§ Karvak itu ukurannya 3,7 x 3,7 cm.
Setelah belajar teorinya, kami
mempraktekannya. Kami turun ke parkiran, lalu menaiki bukit yang ada di situ.
Memang susah untuk naik ke puncaknya, tapi ternyata keren sekali pemandangan di
atas sana.
Aku sudah berkata “sayang banget nih
nggak bawa kamera” untuk kesekian kalinya.
Diatas, kami beristirahat dulu lalu
mulai membaca peta. Aku sebenernya tidak begitu mengerti bagaimana cara
menghitungnya, tapi yang aku mengerti adalah apa saja yang bisa dijadikan titik
untuk dibidik. Setelah kami selesai menghitung dimana titik kami berada, kami
akhirnya turun sambil membawa senter dan menggunakan jas hujan. Tapi ketika
menuju ke camping ground, aku kepanasan dan akhirnya melepas jas hujanku. Tapi
ketika sudah agak lama aku membuka jas hujan, tiba-tiba hujan turun dan
lama-kelamaan hujan makin deras. Setelah itu, kami akhirnya sampai juga di
camping ground. Aku langsung masuk ke dalam tenda yang sudah ada Dinda dan
Tata. Bajuku basah kuyup begitu juga dengan topi dan rambutku.
· Lumayan,
EdelBangkai Juara Tiga!
Setelah basah-basahan, kami
mengganti baju lalu memasak teh ulang. Kami mengulangi, karena kain yang tadi
diperkenankan untuk menutup panci teh ternyata ternyata malah masuk ke
dalamnya. Lalu setelah meminum teh yang hangat, kami mulai memasak. Dinda
mengusulkan “eh, kita bikin nasi liwet aja ya? Kan gampang dan enak lagi.”
Akhirnya kami semua menyetujui usulan itu. Saat sedang memasak, tiba-tiba kakak
Pembina mendatangi tenda kami dan berkata bahwa jam 8 kami harus sudah
berkumpul. Akhirnya kami bergegas-gegas memasak. Tapi ternyata nasi liwetnya
tak kunjung matang. Aku tiba-tiba teringat bahwa aku membawa jelly. Akhirnya
aku menawarkan kepada teman-teman dan langsung mereka makan dengan lahap.
Mereka kelihatanya lapar sekali, sampai-sampai Katya memakan sepotong jelly
yang sangat besar dalam satu suapan >_< . Dinda merasa sangat tidak enak
kepada kami karena dia yang mengusulkan untuk membuat nasi liwet. Tapi kami
tetap meyakinkan Dinda bahwa bukan salah dia kalau sampai sekarang kami belum
makan. Sayangnya, setelah kami memakan jelly, kami dipanggil untuk berkumpul. Akhirnya kami berkumpul dengan
perut yang bisa dibilang kosong. Di luar, kami nge-review apa yang telah kami
pelajari, memberi masukkan untuk Bang Kocil, lalu memberikan salam kepada Bang
Kocil karena Bang Kocil mau pulang.
Setelah
memberi salam, kami disuruh membuat yel-yel per regu. Akhirnya kami
menggabungkan 2 regu perempuan menjadi 1. Nama regu itu adalah EdelBangkai.
Dengan nama itu dengan gampang dan simple, kami membuat yel yel. Setelah semua
regu laki-laki maju, waktunya regu EdelBangkai untuk menunjukkan yel-yelnya.
Ternyata di depan kami kurang kompak dan harus diulang 2 kali :’) Setelah kami
maju, waktunya pemberitahuan siapa yang menang. “Juara ke-empat” Kak Noni
mengumumkan, “Jatuh kepada…” Aku dan yang lainnya mendengarkan dengan serius.
“…Regu Gorilla” wah, kami langsung lega karena bukan kita yang paling buruk.
Setelah pengumuman juara keempat, waktunya mengumumkan juara ketiga “Juara ketiga,
jatuh kepada…” Kak Noni mengumumkan kembali. Kami sudah agak santai karena
paling tidak, kami bukan diperingkat paling rendah. “…Jatuh kepada…” Kami
deg-degan lagi. “Kepada Regu EdelBangkai!” Kami langsung terkejut.
· Wah, Nasi Liwetnya Enak Banget!
Setelah Kak
Noni mengumumkan semua juaranya, kami kembali ke tenda. Dinda, Katya, dan Anja
sholat. Sementara aku, Yla, dan Tata di tenda sambil kelaparan. Kami mengecek
nasi liwetnya, ternyata enak sekali! Setelah kami mencicipi dari panci, kami
langsung mengambil piring sendiri-sendiri dan langsung mengambil porsi kami
sendiri-sendiri karena sudah kelaparan. Kami makan dengan lahap pada malam itu.
Ketika Dinda, Katya, dan Anja kembali, aku langsung memberi tahu bahwa nasi
liwetnya enak sekali. Aku, Yla, dan Tata langsung bilang “worth it banget Din…”
kepada Dinda. Setelah Dinda dan Anja makan nasi liwetnya, kami memakan smores.
Wah, lezat sekali marshmallow yang meleleh di tengah biscuit yang gurih. Kami
sangat menikmati makan malam kami itu.
· Mengakhiri
Malam Dengan Curhatan
Pada jam 11
malam, Tata dan Anja sudah tidur. Sementara, aku, Yla, Dinda, Katya belum bisa
tidur. Daripada mengakhiri malam dengan berdiam-diam, kami akhirnya mengobroli
beberapa hal; kenapa keluar sekolah, orang yang kami taksir, lalu hal-hal yang
random. Kami sempat berbisik-bisik, dan juga sempat tertawa sangat kencang.
Selama kami mengobrol, aku tidak berbaring sama sekali, karena di tempat aku
tidur, ada satu batu yang sangat menonjol dan sangat mengganggu ketika aku
berbaring. Kurang lebih jam 1, Tata terbangun dari tidurnya dan hanya duduk
menatap kearah kami yang sedang mengobrol. Aku pertama kaget saat melihat sosok
yang duduk di pojok tenda kami, tapi saat aku melihat lekat-lekat, ternyata
sosok itu adalah Tata. Lalu Tata mengingatkan kami “Eh tidur, besok bangun jam
setengah lima lho. Eh kita kan juga belum nyuci panci kita. Jadi, besok
bangunnya lebih awal lho ya..” Kami hanya nyengir kearah Tata dan berkata
“nggak bisa tidur nih” secara berbarengan. Tapi setelah itu, kami langsung
berbaring ditempat yang sudah kami atur. Tak lama kemudian, kami mengucapkan
selamat tidur lalu satu per satu dari kami tertidur pulas.
Hari Kedua
· Mie Goreng
Asin dan Roti Bakar Untuk Sarapan
Keesokan
harinya, kami bangun jam setengah 5 kurang. Pagi itu, aku, Katya, dan Tata
pergi mencuci piring. Kami tidak membawa spons ataupun sabun untuk mencuci
panci, gelas, sendok, garpu, dan piring yang telah kami gunakan untuk makan
semalam. Akhirnya kami mencoba untuk mencuci hanya dengan air yang mengalir.
Panci yang kami pakai untuk memasak nasi liwet semalam sangat berminyak, jadi
kami tidak bisa betul-betul menghilangkan minyaknya. Setelah mencuci piring,
kami kembali lagi ke tenda. Di tenda, ada beberapa yang sedang membereskan
tenda sehabis kekacauan semalam. Pagi itu udara sangat dingin, aku sampai
menggigil. Aku masuk kembali ke tenda dan mencoba untuk merapihkan tasku. Malam
kemarin, udara tidak begitu dingin jadi aku tidak mengeluarkan sleeping bag
untuk tidur. Badanku sakit-sakit pada pagi itu mungkin juga dikarenakan aku
tidak menggunakan sleeping bag untuk tidur diatas tanah yang berbatu. Setelah
selesai beberes, kami memasak di diluar. Niat kami pada pagi itu adalah memasak
mie goreng dengan bumbu yang dibawa Anja. Kami sudah merebus dan juga sudah meniriskan
airnya. Tapi ketika kami menggoreng mie tersebut, Anja mengeluarkan bumbu yang
berwarna merah. Tata dan Dina langsung bertanya “itu pedes ya? Kalo pedes
jangan.” Akhirnya kami hanya menaruh sedikit bumbu yang dibawa Anja tadi. Kami
menambahkan banyak sekali margarin, dan garam secukupnya. Tapi sepertinya garam
yang kita taruh tidak pas, jadi mienya agak terlalu asin. Tapi berhubung pagi
itu kami lapar, kami memakannya dengan senang hati. Setelah kami menghabiskan
mie asin, teman-teman masih lapar. Jadi, kami membuat roti bakar. Di regu
EdelBangkai, kami membawa banyak roti, jadi hampir semua regu dapat memakan
roti bakar yang kami buat. Setelah memasak, kami disuruh untuk bersiap-siap dan
berkumpul untuk ice breaking.
· Belajar
Tentang Menejemen Perjalanan
Kami
memainkan sebuah permainan tentang konsentrasi untuk ice breaking. Sesudah
bermain, kami dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompokku mendapat pelajaran tentang
menejemen perjalanan pertama.
Point-point
yang kudapatkan dari pelajaran Menejemen Perjalanan:
Menejemen meliputi
§ Program
§ Kurikulum
§ Pembiayaan
Tahapan menejemen perjalanan:
§ Perencanaan/planning
Ø What: Apa yang akan kita lakukan?
Ø Where: Kemana kita akan pergi?
Ø When: Kapan kita berangkat?
Ø Who: Dengan siapa kita akan pergi?
Ø Why: Mengapa kita harus pergi?
Ø How: Bagaimana caranya kita bisa pergi?
§ Persiapan
Ø Mental dan fisik
Ø Barang-barang:
v Perlengkapan dasar:
ü Layering system
ü Sleeping system
ü Sheltering system
v Perlengkapan khusus
v Peralatan tambahan
Ø Pelaksanaan (penentuan barang)
v Barang-barangnya harus terstruktur
v Membuat itinerary
§ Evaluasi
§ Layering system:
Ø Base layer (kaos)
Ø Soft shell (jaket, sweater)
Ø Hard shell (wind stopper)
§ Sheltering system:
Ø Tenda (pasak, frame, outter, inner)
§ Sleeping system
Ø Sleeping bag (polar, bulu angsa, Dacron)
Ø Matras
§ Tidak dianjurkan mendaki gunung menggunakan kaos
berbahan katun, sebab kaos berbahan katun dapan menyerap keringat dan susah
kering. Bahan yang dianjurkan adalah kaos berbahan Polyester
§ Packing:
Ø Barang yang paling berat akan ditaurh paling
atas carrier.
Ø Barang yang ringan akan ditaruh paling bawah
carrier.
§ Trekking:
Ø Saat jalan, sebisa mungkin tidak memakai jaket
karena jaket akan dipakai saat malam untuk tidur. Jika basah, jaket akan
menjadi dingin, dan tidur kita menjadi tidak nyenyak.
Setelah
belajar teori, kami mempraktekan bagaimana cara packing untuk mendaki gunung.
Menurutku, aku, Yla, dan Dinda bagus juga packingnya.
· Belajar
Jungle Survival dan Tumbuhan yang Ada Di Hutan
Sehabis kami
mempraktekan bagaimana packingnya, kami bergantian dengan kelompok yang satu
lagi untuk mempelajari Jungle Survival.
Point-point
yang aku dapatkan dari pelajaran jungle survival:
§ Jungle survival adalah bertahan hidup dihutan
§ Jikalau kita hilang di hutan, kita harus STOP!
Ø Sit
Ø Think
Ø Observase
Ø Plan
§ Teknik jungle survival
Ø Step 1: First Aid
v Mengobati luka-luka dan istirahat
Ø Step 2: Bivaking (membuat shelter)
v Alam: Gua atau pohon
v Buatan: Flysheet atau jas hujan (ponco)
Ø Step 3: Membuat api
v Api dapat menghangatkan kita
v Api dapat melindungi kita dari binatang-binatang
buas.
Ø Step 4: Mengumpulkan air
v Jikalau sungai atau air terjun jauh dari tempat
kita berada, kita bisa menggunakan tebu dan akar.
v Kita juga dapat menggunakan daun sebagai sumber
air, dengan cara mengikatkan plastic pada daun. Nanti lama kelamaam, daunnya
akan berembun dan airnya dapat kita minum.
Ø Step 5: Skill mencari makan
v Tumbuhan:
o
Ciri-ciri: tidak
berebulu, warna tidak mencolok, tumbuhan
yang sering dimakan binatang juga.
v Binatang:
o
Ciri-ciri: tidak
memakan bangkai, tidak langka
Ø Step 6: SOS
v Contoh SOS: asap, kaca yang dipantulkan sinar
matahari, meninggalkan jejak, meniup peluit
Setelah aku
belajar bagaimana cara bertahan hidup di hutan, waktunya kami belajar
penyakit-penyakit yang sering dialami di gunung.
Point-point
yang aku dapatkan dalam belajar penyakit-penyakit yang sering dialami orang
saat mendaki gunung:
§ Kram
Ø Jikalau ototnya sudah keras, sakit, dan tidak
dapat menggerakan organ yang terkena kram, kita harus mengurut/memijat ototnya
kea rah yang berlawanan.
§ Dehidrasi
Ø Kalau sudah pucat dan tidak semangat, lalu dia
tidak berkeringat tetapi tubuhnya panas, kita harus membuka bajunya, masukan
baju ke air, lalu dipakai. Jangan langsung masukkan orangnya ke air, karena
bisa membuat orangnya struk dan bisa fatal.
§ Hipotermia
Ø Sudah tidak menggigil, kulitnya dingin, langsung
berikan dia minuman dan makanan yang hangat, bersama baju, sleeping bag yang
hangat.
§ Mountain sickness
Ø Pusing, lelah, mual. Jika itu terjadi,
beristirahat sebentar, meluruskan kaki, dan minum.
Ø Jika mual, dikasih minyak kayu putih atau minyak
angin
Ø Jika muntah, istirahat dan diberi minuman
hangat.
Setelah
selesai mempelajari penyakit-penyakit yang sering dialami oleh orang-orang saat
mendaki gunung, kami belajar tentang tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutan.
Point-point
yang kudapatkan saat mempelajari tumbuhan-tumbuhan di hutan:
§ Babadotan
Ø Gunanya: menyembuhkan luka dan menurunkan demam.
§ Kiurat
Ø Gunanya: menyembuhkan pegal-pegal dengan merebus
daunnya, lalu minum airnya.
§ Harendong
Ø Gunanya: buahnya dapat dimakan
§ Antana
Ø Gunanya: menyembuhkan sembelit
§ Kumis Kucing
Ø Gunanya: menyembuhkan kancing manis
§ Kecubung
Ø Gunanya: untuk asma dengan cara mengirup
bunganya.
§ Daun Dadap
Ø Gunanya: untuk menurunkan demam
§ Leunca dan Takokak
Ø Gunanya: hampir sama dengan kecubung
§ Ganyong
Ø Gunanya: dapat dimakan
· Curug yang
Sangat Indah
Setelah kami
belajar tentang tumbuhan-tumbuhan, kami kembali ke tenda dan bersiap-siap ke
curug. Kami hanya disuruh bawa prusik dan botol minum. Perjalanan dari tenda sampai curug kurang
lebih 10 km. Aku yang menderita penyakit sinusitis, tiba-tiba pernafasannya
terganggu. Aku tidak kepikiran akan kambuh ditengah jalan. Aku lupa membawa
buff juga untuk menutup hidungku. Jadi dengan sekuat tenaga, aku terus
mendorong diriku sampai curug. Aku sangat berterima kasih kepada teman-teman yang
sudah mau membantuku dan menungguku saat aku sedang kelelahan. Terkadang aku
sangat benci dengan penyakitku. Coba aku tidak memiliki penyakit ini, aku dapat
ke curug dengan sangat bahagia tanpa lelah yang berlebihan. Untungnya aku
memiliki teman-teman regu yang baik yaitu Tata, Katya, Anja, Yla, dan Dinda.
Sesudah mendaki batu-batu dengan susah payah, akhirnya kelelahanku mendaki tadi
dibayar dengan pemandangan yang indahnya luar biasa. Ada 2 air terjun besar dan
beberapa lagi yang kecil. Di bawah air terjun yang besar, ada kolam kecil yang
kedalamannya 4 meter kalau aku tidak salah. Sayang aku tidak membawa baju
dalam. Aku ingin sekali berenang di tempat yang dalam itu. Airnya sejuk, bisa
dibilang dingin. Sangat segar membasuh diri yang berkeringat setelah mendaki 10
km dengan air sejuk itu. Aku, Katya, dan Anja hanya duduk di batu dan
merendamkan kaki di air yang dingin itu. Setelah beberapa lama kami main di
air, kami harus kembali lagi ke tenda untuk mempersiapkan barang-barang kami
untuk pulang.
· Sepatu yang
Basah Kuyup
Kami turun
dari curug dengan sangat berhati-hati, dan akhirnya kami sampai di tenda.
Peralatan masak kami masih diluar belum kami bereskan. Kami langsung masuk tenda,
lalu membereskan tas kami. Belum selesai membereskan tas, kami ternyata sudah
disuruh makan. Tapi karena tenda masih berantakan sekali, kami makan
bergantian. Aku dan Yla memakan bersama. Aku hanya makan 2 suap saja yang
lainnya 4-6 suap. Wah,sebetulnya enak sekali nasi liwet bikinan kakak-kakak Pembina,
tapi sayangnya tenda kami masih sangat berantakan, dan kami hanya punya waktu
sebentar untuk membereskannya. Tidak lama setelah kami makan, hujan turun
dengan deras. Kami masih membereskan tenda kami yang berantakan. “ya ampun ni
tenda, nggak beres-beres sih???” pikirku yang sudah lelah melihat tenda yang
sungguh amat sangat berantakan. Beberapa saat kemudian, akhirnya tenda kami
bersih juga. Barang-barang pribadiku yang kurang hanyalah matras yang sudah
penuh lumpur di luar tenda. Setelah semua beres, kami masih didalam tenda
sambil berteduh. Kami mengobrol-ngobrol, bernyanyi-nyanyi, ketawa-ketawa, dan
hal-hal lain yang seru. Tiba-tiba Katya keluar untuk membereskan matrasnya. Aku
melihat dia kesusahan dibawah hujan, akhirnya aku membantunya menggulung
matrasnya. Aku bergegas mengambil jas hujan, dan langsung memakai sepatuku.
Baru satu langkah aku berjalanan, sepatuku langsung masuk ke lumpur. “Yah,
basah deh…” teriakku dan langsung disambut dengan tawaan teman-teman. Aku
membantu Katya menggulung matrasnya (atau bisa dibilang “yoga mat”nya) sambil
hujan-hujanan. Ada beberapa anak cowok yang hujan-hujanan juga. Aku dan Katya
masih tetap diluar setelah berhasil menggulung matrasnya. Kami berteduh dibawah
flysheet milik Dinda yang ditaruh diatas tenda. Tidak lama kemudian, Dinda
keluar dan menghampiri kami. Ternyata dia mau melipat flusheetnya. Aku
membantunya, ternyata melipat flysheet sampai kecil itu susah ya… Setelah melipat flysheet, aku menemani Anja ke
toilet. Sepatu ku yang tadinya basah, menjadi lebih basah. Sampai bunyi
sepatuku “cekrot, cekrot” saat aku berjalan. Sangat tidak nyaman, tapi pada
saat itu, aku tidak begitu keberatan. Seru sekali soalnya. Setelah aku
mengantar Anja, kami kembali ke tenda yang sudah dibongkar. Ketika aku menaiki tanah yang licin, aku
ditanyai sesuatu dengan Katya, jadi aku tidak focus pada jalanan yang aku
injak. Aku terjatuh pada saat Katya menanyaiku. Celanaku penuh lumpur,
untungnya aku langsung menjaga keseimbangan jadi aku tidak jatuh tengkurap di
atas lumpur. Aku lansung bangun, lalu menghampiri teman-teman yang sedang
membongkar tenda dan menghitung pasak. Aku melepas tas dari gendongan, lalu
mengambil handuk, dan langsung membersihkan celanaku. Tiba-tiba Dhifie datang
dan meraih tasku. Aku melihatnya dengan bingung lalu langsung paham karena dia
juga membawa tasnya Dinda.Tas kami ditaruh di pos dekat camping ground. Setelah
kami membongkar tenda, lalu menghitung pasak, kami sudah siap pulang. Kata Kak
Elly, karena kami terlambat, kami harus berjalan sampai sekolah di jalan raya. Kemarin,
saat kami datang, kami diturunkan di parkiran. Dari parkiran saja sudah jauh,
bagaimana dari sekolah dekat jalan raya? Akhirnya, kami turun ke pos, lalu mengambil
tas kami. Kami mengatur barisan, lalu kami berangkat.
· Waduh, Tidak
Ada Minum?
Kami turun ke
parkiran dengan cepat. Di parkiran, kami sempat berfoto dulu sekalian
beristirahat. Setelah kami berfoto, kami meneruskan perjalanan lagi. Jalanan
dari tempat parkir ke sekolah sangat menanjak jadi aku sangat lelah. Setelah
kami melewati jalan yang sangat menanjak, kami akhirnya sampai juga di tempat
angkot parkir. Aku langsung menaruh tasku, dan beristirahat. Aku sangat haus,
jadi aku meraba-raba sisi kanan dan kiri tasku. Tapi ternyata, botol minumku
kosong! Wah,aku sangat kelelahan pada saat itu dan sudah tidak bisa berpikir
jernih lagi. Tiba-tiba Katya memanggilku, dan menyuruhku masuk ke dalam angkot.
Setelah menunggu yang lain masuk, kami akhirnya berangkat!
· Bermain Truth
or Truth Di Angkot
Selama
perjalanan, Katya tertidur dengan pulas. Pada saat itu, posisinya kurang enak,
tapi aku merasa tidak enak membangunkannya karena sepertinya enak sekali tidurnya.
Tiba-tiba Katya terbangun, dan kami bermain Truth or Truth. Peserta yang ikut
main antara lain: aku, Yla, Ceca, Katya, Fattah, Adam, Tata, Dilan, dan Naufal.
Kami bermain dengan seru, sampai tidak terasa sudah sampai di stasiun bogor.
Kami turun dari angkot, lalu mengambil tas masing-masing. Setelah itu, kami
berkumpul, dan mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih kepada Kak Elly dan
Kak Adi. Aku langsung dijemput oleh papa, dan yang lainnya berjalan bersama
naik kereta. Aku langsung makan di
mobil, lalu ketika sampai rumah, aku langsung mandi dan tertidur dengan sangat
pulas. Ya, keesokan paginya, badanku sakit semua :’)
Pengalaman
yang paling berkesan untukku adalah pada saat reguku bercerita-cerita di tenda
saat tengah malam.
Aku sangat
berterimakasih untuk semua kakak-kakak fasilitator dan kakak-kakak Pembina.
Jangan kapok ngajarin kita ya kak, seru kok kakak-kakak Montana!
Komentar
Posting Komentar