Alarm di ponselku sudah berbunyi berkali-kali, dan ketika
aku tersadar, TERNYATA SUDAH JAM 3.30 PAGI!!! Seharusnya aku bangun jam 3.00
pagi ini, jadi aku langsung lompat dari ranjang, dan dengan buru-buru aku
mengambil handuk yang tergantung di jemuran. Di dalam kamar mandi, kehebohan pun
terjadi. Aku memakai sampo sebagai sabun cuci muka, memakai sabun mandi sebagai
odol, dan hampir terpeleset karena buru-buru. Untung, malam sebelumnya aku
sudah menyiapkan baju yang akan kupakai saat eksplorasi, jadi aku tinggal
memakai baju di atas ranjang.
Aku memasukkan carrier dengan berat 8 kg itu, ke dalam
mobilku yang sudah di panaskan oleh papa. Akhirnya jam 04.00, aku berangkat ke
St. Kranji dan sampai jam 04.30. Saat aku sampai, aku bertemu Kak Lini, Yla,
Vyel, dan Abel. Dan berngkat ke St. Jakarta Kota bersama. Perjalanan dari
Kranji sampai Jakarta Kota berjalan sangat lancar, karena kereta yang kami
naiki tidak begitu ramai. Selama 1 jam berjalan menggunakan kereta, kami
akhirnya sampai di St. Jakarta Kota dan bertemu Kak Shanty, Kaysan, Agla,
Alevko, dan Adinda. Kami memutuskan untuk langsung jalan menggunakan angkot ke
Pelabuhan Sunda Kelapa, tapi dalam perjalanan keluar stasiun, kami bertemu Kak
Opal!! Akhirnya kami berjalan bersama ke pelabuhan menggunakan angkot M15.
Perjalanan dari Stasiun Jakarta Kota sampai Pelabuhan Sunda
Kelapa terasa begitu singkat karena kita menghabiskan waktu kita untuk
mengobrol di dalam angkot. Ternyata di pelabuhan, sudah ada banyak yang datang.
Tak lama setelah kami sampai, kapal mulai dibuka, dan kami diperbolehkan masuk.
Kami menyusun tempat duduk, Yla dan Fattah sibuk mengabsen, sementara aku duduk
dan mengobrol bersama Adinda. Satu-persatu teman-teman datang, dan akhirnya
terkumpul semua. Kapal mulai melaju, dan aku sangat bersemangat untuk
eksplorasi tahun ini. Karena aku baru pertama kali pergi menggunakan kapal, dan
pergi ke pulau bersama teman-teman!
Kami diberi tugas oleh para mentor, untuk mewawancarai
penumpang di kapal yang kami naiki. Dengan bantuan Abel dan Ziel, aku
mewawancarai seorang pendeta, Pak Michael yang sedang dalam perjalanan ke Pulau
Pramuka untuk berekreasi bersama teman-temannya. Pak Michael sangat menyukai
Pulau Pramuka karena alamnya indah, dan karena Pulau Pramuka termasuk pulau
yang sudah maju.
Di lantai bawah, ada deretan-deretan tempat tidur, jadi kami dapat mengobrol sambil tidur-tiduran. Ternyata perjalanan dari Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Pulau
Kelapa lama juga ya. Aku mulai bosan, dan untungnya diajak Ziel untuk melihat
laut dari dek kapal. Wah, pemandangan yang sangat indah! Aku bisa melihat betapa
luasnya laut, aku bisa melihat ikan-ikan yang melompat dari permukaan air laut,
aku bisa mencium bau laut yang menurutku segar, dan aku juga bisa merasakan angin
yang membuat rambutku berantakan. Aku menghabiskan waktu di dek, dengan mengobrol
bersama teman-teman danmemotret teman-temanku.
Tak lama kemudian, kami diberi informasi bahwa sebentar lagi
akan sampai di Pulau Kelapa!! Kami akan turuun disana, dan akan menyebrang ke
Pulau Harapan denngan jembatan. Dan akhirnya kami sampai pada pukul 13.00!!!
Aku dengan tas carrier 8 kg yang “heboh”, mencoba untuk
menguatkan diri karena harus berjalan 1 km ke PKBM 36. Dan hebatnya, setelah
berjalan agak jauh, aku tidak merasa keberatan lagi! Yak, dengan perjalanan 30
menit, kami akhirnya sampai di PKBM 36 jam 13.30. Disana, kami diberi minum dan
diberi “sambutan” dari para guru. Kami menghabiskan minum dan langsung lanjut
ke SPTN 2, yang jaraknya sekitar 1 km dari PKBM 36. Yak, pada jam sekitar 14.15,
kami sampai SPTN 2. Disana, kami makan siang dengan menu tempe, sayur asem,
ikan, dan nasi! Wah, terasa nikmat sekali sehabis kecapean berjalan tadi.
Mungkin karena kami terlalu lapar, makanan kami habis dalam sekejap! Jadi,
setelah kami makan, kami diarahkan keluar, untuk briefing dan perkenalan dengan
ibu inang masing-masing.
Aku mendapatkan ibu inang yang sangat ramah, Ia bernama Bu
Jejah. Ia memiliki 4 anak, dan pekerjaanya adalah ibu rumah tangga. Tak lama
setelah kami diperkenalkan dengan ibu inang masing-masing, kami diminta untuk
mengambil tas kami, karena sebentar lagi kami akan ‘pulang’ ke rumah inang kami.
Jadi, pada pukul 15.00, kami jalan bersama ibu inang kami.
Rumah Bu Jejah tidak begitu jauh dari SPTN 2, jadi kami
hanya menghabiskan 10 menit untuk berjalan. Rumah Bu Jejah tidak bisa dibilang ‘mewah’,
tapi kami bisa merasakan bahwa rumah ini memang nyaman dan terpelihara. Satu
keluarga Bu Jejah tinggal disitu. Anak yang pertama berusia 20an, yang kedua 18
tahun, yang ketiga 12 tahun, yang yang terakhir masih berusia 5 tahun. Keluarga
mereka sangat unik, menurut aku.
Kami sampai rumah, dan langsung ditunjukkan kamar yang akan
kami pakai. “Wuih, ada ACnya!! Enak dong kalau malam-malam panas” kataku ke
teman sekelompokku, Tata dan Syifa. Mereka menyetujui apa yang kubilang tadi. Kami
hanya menaruh tas kami di kamar, dan langsung keluar lagi untuk mengobrol
sedikit dengan Ibu. Pada hari kami datang, bapak sedang pergi ke laut untuk
menangkap ikan, jadi kami belum mengobrol banyak dengan bapak.
Kami duduk di kursi depan sambil menunggu Kak Lini. Hari itu
kami masih canggung dengan Bu Jejah, jadi kami betul-betul berharap Kak Lini
cepat datang untuk memecahkan kecanggungan di rumah. Tapi Kak Lini tak kunjung
datang!!! Untungnya tata pintar basa basi, jadi aku mulai tenang dan mulai mengobrol
sedikit-sedikit dengan Bu Jejah. Untungnya, tak lama setelah kami mengobrol,
Kak Lini datang!!!! “Lho, kalian gak jalan keliling pulau, buat eskplorasi sore?”
kata Kak Lini saat memasuki rumah. Aku, Tata, dan Syifa bahkan tidak tahu ada
eksplorasi sore, pada hari itu. Lalu, Kak Lini masuk dan mengobrol sedikit
dengan Bu Jejah. Kak Lini menyuruh kami untuk menyiapkan tas untuk eksplorasi.
Dengan cepat, kelompokku siap dalam 5 menit! Kami pamit kepada Ibu, dan
langsung pergi ke belakang rumah.
Wah, ternyata di belakang rumah Bu Jejah langsung laut!
Betapa asyiknya tinggal dirumah yang dekat dengan laut! Aku, Tata, dan Syifa
berjalan menjauhi rumah kami tanpa mengetahui arah. Untungnya, kami bertemu
dengan teman-teman dari kelompok lain!! Jadi, kami berjalan mengelilingi Pulau
Harapan bersama. Pulau Harapan adalah pulau yang kecil, jadi ketika kami
berjalan, kami bertemu lagi dengan teman-teman dari kelompok yang berbeda lagi!
Sampai akhirnya, semua OasEksplorer berjalan mengelilingi pulau bersama. Yudhis mengetahui banyak sekali informasi
tentang pulau ini, jadi Yudhis kami jadikan sebagai “Tour Guide” saat
eksplorasi sore. 2 jam terasa sangat singkat karena kami habiskan bersama
teman-teman. Kami mengakhiri eksplorasi kali ini dengan bermain di taman
terpadu.
Di taman terpadu ada beberapa ayunan, dan memang sangat
mengasyikan bermain ayunan. Kami menghabiskan waktu dengan becanda, mengobrol,
dan tak lupa rebutan ayunan. Sayangnya, sudah sore sehingga kami harus pulang.
Kami dihidangkan makan malam yang lezat, yang langsung habis
dengan cepat kilat. Badan kami terasa kotor dan lengket sehabis kena angin pantai.
Jadi kami dipersilahkan mandi oleh Bu Jejah. Wah, tapi kamar mandinya agak
seram, jadi aku dan Tata memutuskan untuk mandi bersama. Yak.
Malamnya, kami diajak bapak untuk jalan-jalan di
pinggir laut. Wah, asyik sekali jalan-jalan di pinggir laut pada malam yang
indah seperti ini. Bapak memberi unjuk kami kepada kapalnya, lalu kami
diperbolehkan mengerjakan jurnal di pinggir laut!!! Memang asyik sekali malam ini
:D
Komentar
Posting Komentar