Langsung ke konten utama

Resensi Buku Pakis

"Gila keren juga ya" ucapku padahal baru setengah buku. Ya aku membaca buku! Jarang-jarang ya aku baca buku. Buku yang kali ini aku baca adalah buku yang wajib dibaca sebelum pergi berkegiatan ke Banyumas, Oktober nanti. Judulnya Pakis.

Tentang apa sih bukunya?
Buku Pakis ini ditulis oleh seorang pemuda bernama Mad Taufik yang menceritakan tentang sebuah sekolah gratis untuk anak-anak yang tidak mampu di Banyumas. Namanya MTs PAKIS. Anak-anak dari sekolah ini diajar oleh relawan dari sebuah boarding school, ya salah satunya Mad Taufik ini.

Sekolah ini didirikan oleh para pemuda generasi milenial, dengan tujuan untuk mendidik anak-anak yang putus sekolah. Dan juga dengan gaya pendidikan yang tidak out-date atau ketinggalan zaman seperti pendidikan Madrasah lainnya. Menurut para pemuda yang mengajar di MTs ini, anak-anak harus lebih mengutamakan pembentukan karakter. Pemuda-pemuda ini juga sangat berdedikasi untuk mengajar anak-anak desa yang bisa dibilang kurang pendidikan. Itu yang menurutku sangat perlu diapresiasi.

Kenapa dinamakan PAKIS? 
PAKIS adalah sebuah singkatan dari 5 poin penting.
P: Piety, yaitu kesalehan
Bulan Ramadhan 2013 adalah awal para relawan menjadikan setiap perjalanannya sebagai ibadah yang akan membentuk pribadinya, menjadi pribadi yang baik. Sekolah ini menjadi gerakan sedekah awal mereka
A: Achievement, yaitu berprestasi
Walaupun yang mengajar adalah para pemuda, dan dengan segala keterbatasan yang ada, anak-anak PAKIS berkeyakinan bahwa berprestasi itu harus memiliki keberanian dalam berkreatifitas dan bertanggungjawab dalam semua karya mereka.
K: Knowledge, yaitu ilmu pengetahuan
Mereka percaya bahwa ilmu itu dekat, tak berbataskan ruang dan waktu. Oleh karena itu dimanapun dan kapanpun mereka akan menerima ilmu.
I: Intergity, yaitu intergritas
Menjadi orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri untuk masa depan. Dan menjadikan dirinya menjadi orang yang lebih berarti dan bahwa setiap saat adalah proses belajar dan saling mengajarkan.
S: Sincerety, yaitu keikhlasan
Manusia yang ikhlas harus mau menerima hidup dan memberikan kehidupan, jadi kegiatan kerelawanan ini menjadi hal kesederhanaan, kebersamaan, dan kebahagiaan. Serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah karya bersama.

Kegiatan apa sih di bulan Oktober?
Jadi, di bulan Oktober aku bersama teman-temanku akan melakukan eksplorasi ke Banyumas. Seperti eksplorasi-eksplorasi biasa, pasti kami harus mengerjakan sesuatu disana. Yang membuat eksplorasi kali ini berbeda adalah, eksplorasi kali ini bukan hanya 3 hari, bahkan tidak hanya 1 minggu. Tapi 3 minggu. Hampir sebulan.

Karena buku ini, aku jadi tidak sabar untuk ke sana dan melihat semuanya sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan/Minuman

Untuk tantangan ke-8, regu kami diberi tugas untuk mencari informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan/minuman. Pertamanya aku bingung mau bikin apa ya? Dan tidak tau akan menuliskan apa saja di tugas kali ini. Tapi setelah berunding bersama teman-teman seregu, kami membagi tugas, dan dalam waktu yang sangat singkat, tugas kami terkumpul semua. Setelah bingung-bingung mau buat apa, akhirnya aku memutuskan untuk membuat infografis yang simpel tapi jelas. Inilah infografisku, yang aku buat dalam 1 jam menggunakan aplikasi dari hp. Wah perjuangannya amat sangat lah pokoknya..

Kemping Ceria H2 - HARI YANG MENYENANGKAN

"SAHUUUUR SAHUUUUR!!!" "Duh yaampun, perasaan baru aja tidur!" pikirku pagi itu saat dibangunkan oleh salah satu teman laki-laki. Aku duduk, mengumpulkan nyawa, lalu teriak membangunkan teman-teman satu tendaku. "YAAAK SELAMAT PAGIIIIII!! YOK BANGUN YOK!!" yang dijawab dengan tendangan dari Adinda. Teman-teman satu tenda ku tidak ada yang bangun. Hanya Anja yang sudah duduk sambil mengucek-ucek matanya. Aku menepuk kakinya Michelle, Agla, dan kemudian Adinda. Tapi hanya dijawab dengan "HmmmMmmMMm" dari mereka. Tak lama kemudian, Khansa mendorong-dorong pintu tenda kami, berniat untuk membangunkan. Aku memang sudah tidak sabar keluar tenda dan melihat indahnya pagi hari disana. Berhubung yang lainnya masih belum termotivasi untuk bangun, aku keluar sendiri. Betul-betul indah pagi itu! Sebenernya sih masih gelap, tapi udaranya yang sejuk membuatku melupakan tugas-tugas! "AKHIRNYA AKU BISA JOGED!" Diluar, aku bertemu Tata, Katya, dan

Tantangan Mini Exploration (Observe Them All 2)

#tantangan2 jilid 2 #observethemall Aku memilih ibu penjual soto untuk aku wawancarai karena aku sudah berlangganan di soto itu dari aku masih kecil sekali. Soto yang ibu itu buat sangat enak, kuahnya bening berwarna kuning, gurihnya pas, dan setiap kali kesana, pasti tidak pernah bosan. Ibu penjualnya sangat ramah, jadi sering mengobrol bersama aku, mama, dan juga papa. Warungnya yang dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu warungnya sangat sempit, dan sekarang sudah diperlebar. Tapi ada yang tidak berubah, yaitu dari dulu sampai sekarang, ibu penjual soto selalu memanggil namaku “Lastri” padahal namaku “Ratri”. Dari aku berumur 3 tahun, sampai aku berumur 13 tahun, tetap saja ibu penjual soto memanggil aku “Lastri”. Malam sebelum aku mewawancarai ibu penjual soto, aku membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu supaya aku tidak canggung di depan ibu penjual soto. Isinya antara lain: 1.        Ibu namanya siapa? 2.        Sudah berapa lama berjualan soto? 3.        K