Langsung ke konten utama

Day 4: Makan Pasir?!

Hari ini kami akan bersenang-senang!!! Untuk memulai keasyikan hari ini, kami harus memasak dulu untuk sarapan. Pertamanya, kami berniat untuk memasakn capcay. Tapi ternyata semua sayuran yang kami bawa dari rumah sudah basi! Satu-satunya sayuran yang selamat adalah kentang. Untungnya kami punya juru masak yang hebat dan kreatif yaitu Anjaaa!!! Anja dengan sigapnya mengolah kentang-kentang tadi, menjadi kentang goreng yang gurih dan lezat sekali. Aku mencoba membantu Anja menggoreng kentang, tapi tanganku malah kesiram minyak panas. Untung ada obatnya Kaysan, jadi tanganku baik-baik saja. Karena masakannya Anja enak sekali, hampir semua anak dari kelompok lain meminta kentang gorengnya.

Setelah sarapan, kami pergi jalan mengelilingi Pulau Karya. Pulau Karya bukanlah pulau yang besar, menggampangkan kami untuk mengelilingi pulaunya. Kami berjalan diatas pembatas yang terbuat dari semen, tapi pembatasnya putus-putus. Jadi kami harus turun ke laut sedikit, lalu naik keatas jalan lagi. Saat kami mau turun kedua kalinya, kami dipanggil oleh Kak Ali bahwa ada tempat yang enak untuk berenang. Dengan cepat, kami langsung putar balik dan mengikuti Kak Ali ke tempat yang dituju. Ternyata benar! Ada seperti kolam yang tidak begitu dalam, dan enak untuk berenang.


Awalnya aku memutuskan untuk tidak berenang karena akan merepotkan kalau bajuku basah dan lain-lain. Tapi godaan ini sangat berat! Air laut seperti melambai-lambai memanggilku untuk ikut berenang. 'Screw it! I'm going in', pikirku. Dengan cepat, aku langsung masuk kedalam air dan ikut berenang bersama teman-teman yang lain. Awalnya, aku masih pakai pelampung, tapi tidak betah. Aku langsung melepasnya dan menyelam. 'Ah aku kangen laut' pikirku yang memang sudah lama tidak berenang dan sudah lama tidak masuk kedalam air laut.

Kami membuat lomba berenang supaya lebih seru. Pertama, regu laki-laki melawan regu laki-laki. Ya tidak mengejutkan lah siapa yang menang. Pastinya kelompok yang ada Fattahnya. Awalnya, kelompok Fattah ketinggalan jauh, tapi gilirannya Fattah, Ia langsung berhasil memenangkan kelompoknya. Jujur, aku agak terkejut saat melihat kecepatan berenangnya Fattah.

Giliran kelompok perempuan... Karena aku, ya bisa dibilang bisa berenang, aku terpilih menjadi salah satu perenang di kelompok De Dublob. Aku agak terkejut ketika mengetahui bahwa lawanku saat berenang adalah Kak Shanty. Karena setauku, Kak Shanty berenangnya cepat! Giliranku sudah tiba, aku melompat masuk ke laut dan berenang sekuat tenagaku sampai ujung. Aku sempat mengintip, ternyata Kak Shanty ada di belakangku! Wah hal itu membuatku menjadi semangat. Aku bisa mengalahkan Kak Shanty! Dan benar saja, aku memenangkan kelompokku. Yeaaayyyy.

Setelah itu, ada pertandingan lagi. Dan ini ada taruhannya. Yang kalah, akan membuatkan makan siang untuk semuanya! Pertandingan dimulai... Yak dan karena teman sereguku bukan didalam kelompok yang sama dengan Fattah, kelompok yang aku taruhkan kalah!! Hiks

Setelah pertandingan itu, kami naik. Ada yang mandi lalu masak, dan ada yang lanjut main air di pantai yang tidak jauh dari situ. Seperti yang kalian semua kira, ya, aku main lagi di pantai. Pertamanya sih bilangnya mau ngeringin badan, eh abis itu masuk lagi ke air hehhehe. Tidak banyak yang masuk lagi ke air, hanya aku, Michelle, Andini, Adinda, Kaysan Fakhri, Alevko, Fattah, Ali, dan Hibban.

Disana, aku merasa sangat bahagia. Seperti aku melupakan semua tugas-tugasku dan hanya menikmati hari dengan teman-teman tersayangku. Mulai dari mengamati kelomang, sampai main tembak-tembakan dengan karang, kami terlihat sangat bahagia saat itu. Aku tidak bisa berhenti ketawa.

Tak lama, kami dipanggil untuk makan sebentar. Ketika aku sedang sangat semangat, aku biasanya tidak merasa lapar. Jadi aku hanya makan 4 suap saja. Setelah makan, aku bergabung dengan Alevko dan teman-temannya di pantai sebelah. Disana, aku diajak makan pasir dengan Alevko. Dan karena aku lagi hype, aku mengiyakan ajakannya. Aku, Alevko, dan Fakhri memakan pasir bersama. Wahahahah rasanya nggak enak! Aku juga mengusulkan memakan pasir kkering diatas. Dan kami bertiga (manusia-manusia absurd) langsung lari ke pasir kering, dan memakannya. Huwek!!! Tambah nggak enak ternyata, hahahah. Orang-orang melihat kami seperti kami ini anak-anak aneh atau semacamnya. Tapi, aku tidak apa-apa lho, karena aku sedang dalam kondisi yang bahagia.

Kami juga sempat perang pasir. Kami memasukkan pasir kedalam baju teman sendiri haha. Jadi kami harus berenang ke tengah laut dulu untuk mengeluarkan pasirnya dari baju kami. Yang lucu, Michelle menggunakan celana ketat, jadi agak susah untuk mengeluarkan pasir dari celananya.

Kami bermain sama sore, lalu memutuskan untuk mentas, dan membersihkan diri. Ah, rambutku penuh pasir begitu juga bajuku. Jadi saat keluar dari air, aku langsung bergegas untuk mandi. Walaupun malas, mau tidak mau aku harus mandi kan? Saat aku jalan ke kamar mandi, ternyata masih antri. Jadi aku menunggu sambil menyemil stick cumi yang disediakan oleh buda yang membuka warung di Pulau Karya.

Waktu mandi, semua berjalan dengan lancar, tidak ada yang terluka dan lain-lain, ya.. Dan sekarang waktunya masak untuk makan malam! Anja memasak telur balado untuk makan malam kami. Aku tadinya mau membantu Anja menggoreng telurnya, tapi Anja takut tanganku kesiram minyak lagi, jadi dia tidak memperbolehkanku wkwkwk.

Selama kami yang tidak punya tugas masak menunggu masakan matang, kami main injek-injekan kaki dan memainkan permainan-permainan bodoh lainnya, yang sebaiknya tidak aku ceritakan disini. Takut cringe.

Untungnya, juru-juru masak kami hebat, jadi tak lama setelah kami menyelesaikan permainan bodoh itu, makan malam kami sudah siap. Malam itu, kami makan malam bersama-sama di pendopo, sekalian refleksi dan bermain permainan yang dibuat oleh Kak Melly.

Kami tidak tidur terlambat malam itu, karena harus bangun pagi besoknya untuk pulang kembali ke Jakarta. Aku, yang terbuang dari reguku, numpang tidur di tendanya Putri Do-Young. Dan katanya aku sempat menendang kepala Adinda. Entah bagaimana.

Kredit Foto: Kak Ali/TeamPixel.Id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan/Minuman

Untuk tantangan ke-8, regu kami diberi tugas untuk mencari informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan/minuman. Pertamanya aku bingung mau bikin apa ya? Dan tidak tau akan menuliskan apa saja di tugas kali ini. Tapi setelah berunding bersama teman-teman seregu, kami membagi tugas, dan dalam waktu yang sangat singkat, tugas kami terkumpul semua. Setelah bingung-bingung mau buat apa, akhirnya aku memutuskan untuk membuat infografis yang simpel tapi jelas. Inilah infografisku, yang aku buat dalam 1 jam menggunakan aplikasi dari hp. Wah perjuangannya amat sangat lah pokoknya..

Kemping Ceria H2 - HARI YANG MENYENANGKAN

"SAHUUUUR SAHUUUUR!!!" "Duh yaampun, perasaan baru aja tidur!" pikirku pagi itu saat dibangunkan oleh salah satu teman laki-laki. Aku duduk, mengumpulkan nyawa, lalu teriak membangunkan teman-teman satu tendaku. "YAAAK SELAMAT PAGIIIIII!! YOK BANGUN YOK!!" yang dijawab dengan tendangan dari Adinda. Teman-teman satu tenda ku tidak ada yang bangun. Hanya Anja yang sudah duduk sambil mengucek-ucek matanya. Aku menepuk kakinya Michelle, Agla, dan kemudian Adinda. Tapi hanya dijawab dengan "HmmmMmmMMm" dari mereka. Tak lama kemudian, Khansa mendorong-dorong pintu tenda kami, berniat untuk membangunkan. Aku memang sudah tidak sabar keluar tenda dan melihat indahnya pagi hari disana. Berhubung yang lainnya masih belum termotivasi untuk bangun, aku keluar sendiri. Betul-betul indah pagi itu! Sebenernya sih masih gelap, tapi udaranya yang sejuk membuatku melupakan tugas-tugas! "AKHIRNYA AKU BISA JOGED!" Diluar, aku bertemu Tata, Katya, dan

Tantangan Mini Exploration (Observe Them All 2)

#tantangan2 jilid 2 #observethemall Aku memilih ibu penjual soto untuk aku wawancarai karena aku sudah berlangganan di soto itu dari aku masih kecil sekali. Soto yang ibu itu buat sangat enak, kuahnya bening berwarna kuning, gurihnya pas, dan setiap kali kesana, pasti tidak pernah bosan. Ibu penjualnya sangat ramah, jadi sering mengobrol bersama aku, mama, dan juga papa. Warungnya yang dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu warungnya sangat sempit, dan sekarang sudah diperlebar. Tapi ada yang tidak berubah, yaitu dari dulu sampai sekarang, ibu penjual soto selalu memanggil namaku “Lastri” padahal namaku “Ratri”. Dari aku berumur 3 tahun, sampai aku berumur 13 tahun, tetap saja ibu penjual soto memanggil aku “Lastri”. Malam sebelum aku mewawancarai ibu penjual soto, aku membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu supaya aku tidak canggung di depan ibu penjual soto. Isinya antara lain: 1.        Ibu namanya siapa? 2.        Sudah berapa lama berjualan soto? 3.        K