Langsung ke konten utama

IPB Hari 2 - DADAH CHOKIIIIII

"WOY BANGUN RAT"
Aku terbangun oleh tendangan dari seorang Agla, yang sudah teriak "bangun". Ternyata posisi tidurku sudah tidak karuan. Kakiku sudah menjajah ke matrasnya Agla, dan ketika aku menengok kesebelahku, Michelle juga sudah menjajah ke matrasku.
Aku akhirnya bangun, dan dengan setengah sadar, memukul-mukul pelan kaki Michelle. Ternyata dia susah dibangunin! Aku dan Agla sudah sepenuhnya bangun, dan sudah cekikikan menertawai posisi tidur teman-teman yang lain. Dan untungnya setelah perjuangan membangunkan MIchelle, dia akhirnya bangun dan kami langsung ke toilet bawah.

"YEY JALAN-JALAN PAGI"
Kami bersiap-siap untuk eksplor pagi dan sekaligus untuk mengambil cetakan jejak kaki hewan. Kami berjalan ke hutan, dan mulai mengamati sekitar. seperti apakah hutan dipagi hari, binatang apa saja yang biasa muncul dipagi hari. Dan binatang unik pertama yang kami lihat adalah kecoa hutan. Bentuknya tidak semenyeramkan kecoa got yang biasa muncul kalau banjir. Kalau kecoa itu yang kami amati, mungkin aku sudah kabur terbirit-birit. Tadinya Khansa ingin mengambil kecoa tersebut, tapi ternyata ia membawa anaknya dibawah badannya, alhasil Khansa tidak jadi mengambilnya.
Kami melanjutkan perjalanan, dan akhirnya sampai ke tempat dimana kami mencetak jejak kaki hewan. Cetakannya berhasil! Walaupun memang masih agak basah, kami mampu mengeluarkan adonan gypsum yang sudah mongering dari cetakan.Tapi sayangnya, cetakan yang mencetak jejak kaki babi hutan, tidak berhasil karena retak. Dengan susah payah, kami mengeluarkan adonan gypsum yang sudah mengering dari cetakan jejak kaki Harimau Sumatera.
Dan akhirnya setelah bergelud dengan urusan percetakan, kami melanjutkan perjalanan untuk menangkap serangga. Setelah berjalan lama, kami akhirnya menemukan belalang pedang yang besar. dan kami juga sangat beruntung karena diatas belalang itu, ada laba-laba yang suka menyamar menjadi belalang dengan menyatukan kaki depan dan belakangnya. Kami diam cukup  lama disana, mengamati serangga-serangga tersebut.
Akhirnya kami menyelesaikan pengamatan, dan mencoba mencari kupu-kupu yang bias kami tangkap. Dan ternyata Michelle berbakat untuk menangkap kupu-kupu. Kami menangkap 2 kupu-kupu. Yang perama, kupu-kupunya warna coklat, dan badannya kecil, hamper mirip seperti ngengat yang suka ada kalau malam-malam. Dan yang satu lagi lebih besar, warnanya coklat juga.

"DUH MAU MASAK APA KITA?!"
Siang itu, kami mengadakan lomba memasak. Bahan-bahannya terbatas, dan susahnya lagi adalah, nasinya akan kita buat sendiri tapi TIDAK MENGGUNAKAN MAGIC JAR! Lengkap sudah, pikirku. Untungnya di kelompok kami ada Anja dan Michelle, jadi aku merasa cukup aman. Coba saja lomba memasak ini individual, wah mati aku.
Akhirnya setelah bingung sebingung-bingungnya mau masak apa, kami memutuskan untuk memasak tempe goreng dan capcay- eh hujan!!!! Kami semua langsung mengangkut semua barang yang ada didepan kami, dan langsung lari, berteduh ke aula.
Yang lainnya sudah diatas, aku masih dibawah bergelud dengan wortel yang jatuh-jatuh terus dari tempatnya. Saat aku akhirnya sampai di aula, Anja langsung teriak "TEMPENYA BUSUK". AAKKK, sudah susah-susah mengidekan, tempenya malah busuk. Kan nyolod! Akhirnya kita semua merenung, sambil menatap nanar sayuran-sayuran didepan kami. Dengan cepat, otakku berfungsi! Aku mengusulkan, bagaimana kalau kita bikin telur dadar dicampur dengan bawang bombay dan tomat. Usulku langsung diiyakan oleh teman-teman. Akhirnya, kami mulai memasak! Dan ternyata, enak juga rasanya! Nah troublenya disini adalah saat memasak capcay. Ternyata kami memasuki kecap terlalu banyak jadi rasanya nggak karuan! Tapi telur kita enak! Ya impaslah jadinya.
"5 MENIT LAGI!" teriak Kak Dinda yang sedang mengawasi. Dengan buru-buru, kami membantu satu sama lain. Aku mendekorasikan tempat makan (padahal tetep aja dibenerin sama yang lain dulu, ahahah, eman si ratri ga jago dekor), yang lain masih memasak. Dengan kekuatan dregen, masakan kami akhirnya JADI!!!!

"KATELIA!" 
Kami akhirnya sampai ditahap lomba terakhir, yaitu penilaian. Masakan yang paling berkesan untukku adalah masakan dari Regu Kelinci. Mereka membuat Sop yang bernama "Sop Ala Marhum" dan mereka membuat nasi yang atasnya ada telurnya, yang bernama "Telor Akhir Jaman". AHAHAH. Dengan nama makanan mereka yang unik namanya, rasanya pun unig sekalee.
Dan akhirnya tiba saatnya penentuan pemenang. Setelah deg-degan yang setengah mati, Kak Wow akhirnya mengumumkan bersama Kak Bagus, bahwa, kelompok, KATELIA MENANG! YEAYYYY
Kami mendapatkan semangka sebagai hadiahnya!

"AKHIRNYA MAKAN"
Aku dan teman-teman beranjak ke kantin sebelah secretariat. Entah kenapa aku tidak merasa begitu lapar, jadi aku hanya memesan jus alpukat dan nebeng nasgor sama Katya. Siang itu aku tidak bersemangat. Mungkin karena aku tau bahwa sebentar lagi kami akan pulang. Bahkan jus alpukatku, yang habisin, Katya. Kami mengobrol-ngobrol di kantin sambal ketawa-ketawa, dan setelah sadar, ternyata kami sudah lama berada di kantin! Kami langsung bergegas ke secretariat kembali untuk packing tas kami masing-masing.

"DADAH CHOKII :("
Siang itu, setelah kami membereskan tas masing-masing, ternyata hujan lebat turun. Jadi, kami menunggu hujan reda, baru berangkat. Aku dan Katya sudah gabut. Nggak tau lagi mau ngapain, yang ada kami malah naik turun ke aula.
Akhirnya hujan pun selesai, dan kami semua sudah siap untuk berangkat pulang. Kami berjalan dari secretariat sampai bang BNI depan IPB. Dan selama perjalan tersebut, Choki selalu mengikuti kita, bahkan sampai kita ke tempat dimana angkot ngetem. Akhirnya, perpisahan sesungguhnya terjadi, kami akan berpisah dengan Choki dan mungkin tidak akan bertemu lagi dengannya. Di angkot, kami bahkan membicarakan tentang Choki. Duh dia memang anjing yang sangat ngangenin.

"YUK PULANG"
Setelah hampir sejam (mungkin), kami sampai juga di St. Bogor!!! Kami turun dari angkot dengan heboh karena membawa tas yang sangat banyak serta berat-berat dan gede smuaa, kami berhasil. Sudah ada beberapa kelompok yang tiba duluan, jadi kami tidak harus menunggu. Sesampainya disana, kami langsung masuk, dan untungnya mendapat kereta yang sudah mau jalan. Tapi ternyata, ada beberapa anak yang tertinggal (lagi). Tapi untungnya mereka sudah mengerti apa saja yang harus mereka lakukan.
Dan dari sini lah, aku menyelesaikan cerita kegiatan Pramuka Oase untuk yang ke-5 dan ke-6 ini. Terima kasih....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Dimulai (OasEksplorasi Day-1)

Alarm di ponselku sudah berbunyi berkali-kali, dan ketika aku tersadar, TERNYATA SUDAH JAM 3.30 PAGI!!! Seharusnya aku bangun jam 3.00 pagi ini, jadi aku langsung lompat dari ranjang, dan dengan buru-buru aku mengambil handuk yang tergantung di jemuran. Di dalam kamar mandi, kehebohan pun terjadi. Aku memakai sampo sebagai sabun cuci muka, memakai sabun mandi sebagai odol, dan hampir terpeleset karena buru-buru. Untung, malam sebelumnya aku sudah menyiapkan baju yang akan kupakai saat eksplorasi, jadi aku tinggal memakai baju di atas ranjang. Aku memasukkan carrier dengan berat 8 kg itu, ke dalam mobilku yang sudah di panaskan oleh papa. Akhirnya jam 04.00, aku berangkat ke St. Kranji dan sampai jam 04.30. Saat aku sampai, aku bertemu Kak Lini, Yla, Vyel, dan Abel. Dan berngkat ke St. Jakarta Kota bersama. Perjalanan dari Kranji sampai Jakarta Kota berjalan sangat lancar, karena kereta yang kami naiki tidak begitu ramai. Selama 1 jam berjalan menggunakan kereta, kami akhirny...

Wihiiiiii, Bermain Di Kepulauan Seribu!! (OasEksplorasi Day-2)

“Duh panas banget sih?!” pikirku yang masih   tergeletak di ranjang dengan baju yang basah kuyup terkena keringat. Walaupun ada AC di kamar, tapi sepertinya AC tersebut membuat kamar malah tambah panas. Saat kulihat jam tanganku, ternyata baru jam 2 pagi! Ugh, malam masih panjang, dan aku tidak bisa tidur karena panas yang sangat menusuk. Akhirnya, aku mengambil buku ku, dan mengipasi diriku sampai aku tertidur lagi. Aku terbangun lagi jam 05.00 pagi, dan langsung memukul pelan punggung Syifa dan Tata. Ya, untungnya mereka bangun cepat, jadi aku merasa lebih tenang karena tidak ada PR membangunkan orang yang susah dibangunkan. Pagi itu, kami langsung mengambil bolpen dan buku, sehingga dapat langsung menyelesaikan jurnal yang kemarin belum selesai. “Toktoktok” suara itu terdengan dari pintu kamar kami. “Syifa, Tata, sarapan dulu” suara Ibu masuk dari depan pintu kamar. Memang, Ibu tidak pernah sekalipun memanggil namaku :( . Ibu membelikan kami sarapan nasi uduk dan ...

Mengeksplorasi Kepulauan Seribu Bersama Pak Sahroni (OasEksplorasi Day-3)

“AAAAAH UDAH JAM 5!!!!” Teriakku sambil memukul-mukul tata dengan pelan. Tata terbangun dengan kaget dan dengan bingung. “Kenapa Rat?!” kata Tata dengan bingung. “Gw kan janjian sama Alev jam 4 mau ambil sunrise” kataku menjawab pertanyaan Tata. Aku memang sudah berjanji dengan Alevko dan Aza untuk mengambil footage sunrise di belakang rumah. Dan bodohnya aku, aku sudah bangun jam 2, tetapi aku menunda waktu untuk membangunkan Tata, karena aku melihat Tata tidur dengan sangat lelap. Jadi aku merasa kasihan untuk membangunkan Tata. Tapi jam 2.30, aku memutuskan untuk istirahat kembali supaya nanti pas shooting tidak ngantuk, tapi malah keterusan sampai jam 5! Tepat jam 5 itu, aku langsung mengambil perlengkapan camera, tripod, dan langsung keluar kamar. Untungnya Ibu sudah bangun, jadi kami bisa pamit. Aku, Syifa, dan Tata, bergegas ke belakang rumah, dan melihat sudah ada Alevko, Vyel, Kaysan, dan Naufal yang sarapan di belakang rumah mereka. Karena juga ada Kak Lini disitu, k...